JAGOanCOACH.com || Kenaikan harga BBM yang terjadi belakangan ini ternyata memberikan dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat kalangan bawah. Lonjakan harga minyak tanah yang melambung tinggi hingga mencapai empat kali lipat, ditambah lagi kecenderungan harga BBM yang semakin hari kian merangkak naik, mendorong sebagian besar masyarakat untuk mulai berpaling dari bahan bakar minyak ke pemanfaatan bahan bakar alternatif. Contohnya saja pemanfaatan briket arang tempurung kelapa (biobriket) yang cukup potensial bila dikembangkan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah dan
gas elpiji.
Melimpahnya sampah tempurung kelapa yang sudah tidak terpakai, dan besarnya kandungan energi yang dihasilkan limbah tersebut, membuat sebagian besar warga mulai tertarik untuk mengembangkan bahan bakar alternatif berupa biobriket (briket arang) dari limbah tempurung kelapa menjadi energi alternatif terbarukan.
Pemanfaatan briket arang tempurung kelapa bahkan menjadi salah satu langkah
tepat bagi masyarakat untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap bahan bakar fosil seperti minyak tanah dan gas elpiji, maupun pemanfaatan bahan bakar kayu yang tingkat konsumsinya semakin hari semakin meningkat tajam sehingga membahayakan ekologi hutan.
Konsumen
Target pasar yang bisa Anda bidik dalam menjalankan bisnis briket arang tempurung kelapa adalah kalangan masyarakat menengah kebawah khususnya yang berdomisili di daerah-daerah terpencil. Selain itu, Anda juga bisa membidik para pelaku bisnis kuliner yang belakangan ini mulai memanfaatkan bahan bakar alternatif berupa briket arang untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji yang harganya semakin hari kian melambung tinggi.
Info Bisnis Briket Arang Tempurung Kelapa
Pada dasarnya biobriket atau yang lebih dikenal dengan sebutan briket arang ini merupakan salah satu bahan bakar nabati yang berwujud padat dan berasal dari sisa-sisa bahan organik yang mengalami proses pemampatan dengan daya tekan tertentu. Biasanya bioenergi ini dihasilkan dari limbah agroindustri, seperti misalnya dari tempurung kelapa, tempurung kelapa sawit, serbuk gergaji, atau bungkil sisa pengepresan biji-bijian.
Untuk mengetahui cara membuat bahan bakar alternatif berupa briket arang tersebut, berikut ini kami informasikan salah satu contoh pembuatan biobriket yang menggunakan bahan baku utama limbah tempurung kelapa.
Pembuatan Briket Arang Tempurung Kelapa
Peralatan
Alat yang digunakan dalam pembuatan arang dan briket adalah:
- unit ketel pembakaran (drum)
- penggiling
- ayakan
- mesin cetak briket
- timbangan.
Bahan-bahan:
- Tempurung kelapa
- tanah liat atau tepung kanji
- air
Proses pembuatan:
- Pengarangan. Tempurung kelapa dibuat arang dengan pengarangan manual (dibakar).
- Penghancuran. Proses penghancuran bisa menggunakan alat penggiling ataupun dihancurkan secara manual.
- Pengayakan. Setelah hancur, pengayakan dimaksudkan untuk menghasilkan arang tempurung kelapa yang ukurannya lebih lembut dan halus. Arang tempurung kelapa diayak dengan saringan ukuran kelolosan 50 mesh.
- Pencampuran media. Arang tempurung kelapa yang telah disaring selanjutnya dicampur tanah liat/tepung kanji (tapioka) dan air dengan perbandingan 10 : 1 : 4.
- Pencetakan Briket Arang. Setelah bahan-bahan tersebut dicampur secara merata, selanjutnya bahan yangg telah halus dimasukkan ke dalam mesin cetakan briket dan dikempa.
- Pengeringan. Keringkan dengan oven pada suhu 65 oC selama 2 jam (sampai kadar air 7,01% - 7,64%), atau menggunakan bantuan sinar matahari. Briket arang pun siap dikemas dan dipasarkan biobriket.
Keuntungan Bisnis Briket Arang Tempurung Kelapa
Dari sisi bahan baku, ketersediaan tempurung kelapa sangatlah banyak di Indonesia. Bahkan di berbagai pelosok daerah, limbah tempurung kelapa bisa ditemukan dengan cukup mudah.
Disamping itu, pembuatan briket arang juga tidak terlalu susah, sehingga hampir setiap orang bisa membuatnya dengan teknologi yang cukup sederhana. Hal inilah yang menjadikan harga jual briket arang relatif cukup murah di pasaran, sehingga tidak menutup kemungkinan bila seluruh lapisan masyarakat kini bisa menjangkaunya untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar mereka sehari-hari.
Kekurangan bisnis Briket Arang Tempurung Kelapa
Sampai hari ini permintaan pasar nasional masih sangat kurang, yakni sekitar 20% untuk permintaan lokal dan sisanya (80%) didominasi oleh permintaan pasar ekspor. Kurangnya sosialisasi dan promosi di pasar lokal, menjadikan briket arang tempurung kelapa ini kurang dikenal masyarakat luas, sehingga tidak heran bila bahan bakar briket arang lebih banyak dikonsumsi masyarakat terpencil yang daerahnya belum mendapatkan pasokan BBM maupun gas elpiji secara rutin.
Strategi Pemasaran
Selama ini sebagian besar pelaku usaha briket arang tempurung kelapa lebih membidik pasar ekspor untuk memasarkan produk-produknya. Strategi pemasaran ini dipilih pelaku usaha karena tingkat permintaan pasar luar negeri yang cenderung cukup tinggi setiap tahunnya, yaitu mencapai angka 80%.
Beberapa negara tujuan ekspor briket tempurung kelapa yang cukup potensial antara lain negara-negara di kawasan Timur Tengah, Jepang, Australia, Korea, dan lain sebagainya. Yang perlu diperhatikan pelaku usaha untuk memenuhi permintaan pasar ekspor adalah menjaga kualitas produk yang ditawarkan. Salah satunya seperti memastikan bahan baku briket tempurung kelapa benar-benar terbebas dari serabut kulit kelapa, agar kualitas api yang dihasilkan bisa sempurna.
Disamping memenuhi permintaan pasar ekspor, Anda juga bisa membuka sistem keagenan untuk mengoptimalkan pemasaran lokal. Strategi ini terbilang cukup efektif untuk memperluas jangkauan pemasaran lokal dan nasional, serta memperkenalkan produk bahan bakar alternatif kepada seluruh lapisan masyarakat, baik masyarakat pedesaan yang kesulitan mendapatkan pasokan BBM maupun kalangan masyarakat menengah keatas di wilayah perkotaan.
Kunci sukses
Dalam menjalankan bisnis energi alternatif seperti briket arang tempurung kelapa, yang terpenting adalah menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar konsumen semakin loyal dengan bahan bakar alternatif yang ditawarkan. Selain itu, kembangkan pula pengetahuan dan kemampuan Anda di bidang energi terbarukan, untuk mengoptimalkan produktivitas bisnis yang dijalankan sehingga bisa terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan para konsumen.
Analisa Ekonomi
Asumsi
Harga pasaran briket arang Rp 4.200/kg
Produksi briket arang 100 kg per hari
Produksi di rumah pribadi tanpa biaya sewa
Modal awal
Mesin cetak briket silindris Rp 21.000.000
Peralatan (ayakan, timbangan, drum, dll) Rp 1.500.000
Total Rp 22.500.000
Biaya penyusutan
Mesin dan peralatan mengalami penyusutan sebagai berikut :
Mesin cetak briket silindris digunakan selama 10 tahun :
1/120 bln x Rp 21.000.000 = Rp 175.000
Peralatan digunakan selama 5 tahun :
1/60 bln x Rp 1.500.000 = Rp 25.000
Total penyusutan per bulan Rp 200.000
Biaya pengeluaran per bulan
Bahan baku :
Tempurung kelapa (Rp 600 x 250 kg x 26 hari) Rp 3.900.000
Tepung tapioka (Rp 6.500 x 10 kg x 26 hari) Rp 1.690.000
Gaji pegawai : 2 orang x Rp 750.000 = Rp 1.500.000
Biaya listrik, air, dan telepon Rp 900.000
Biaya transportasi Rp 600.000
Biaya penyusutan Rp 200.000
Total operasional per bulan Rp 8.790.000
Omset per bulan
Penjualan briket arang tempurung kelapa setiap bulannya :
Rp 4.200/ kg x 100 kg x 26 hari = Rp 10.920.000
Laba bersih per bulan
Rp 10.920.000 - Rp 8.790.000 = Rp 2.130.000
ROI (Return of Investment)
(Modal awal : laba bersih per bulan) = 11 bulan
Semoga informasi mengenai laba usaha dari briket arang tempurung kelapa ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan memberikan inspirasi baru bagi para pemula yang tertarik menekuni dunia usaha. Maju terus UKM Indonesia dan ciptakan peluang usaha sebanyak-banyaknya. Salam sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar